Cerita di Balik Honda Astrea Grand Seharga Rp 80 Juta
Satu unit Honda Astrea Grand lansiran 1991 tengah ramai diperbincangkan di jagat media sosial. Pasalnya, ada salah seorang yang disebutkan berani membayar motor tersebut seharga Rp 80 juta.
Tidak hanya itu, bagian jok dari motor tersebut juga terlihat masih dibungkus plastik. Pelatnya juga berwarna putih sehingga seolah-olah seperti motor yang baru dibeli dari diler.
Baca juga : Estimasi Biaya Restorasi Sepeda Motor era 1980-an
Pemilik yang telah menjual motor tersebut diketahui bernama Zubastian Rachman, warga Bintaro, Tangerang Selatan. Menurut Tian, motor tersebut merupakan hasil restorasi dari motor bekas yang dibelinya seharga Rp 3,4 juta.
Motor dibeli dari seorang warga Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, sekitar tiga bulan silam. Menurut Tian, tujuannya membeli motor Astrea Grand bekas lawas dilatarbelakangi hobinya memodifikasi motor.
"Awalnya pengin lihat-lihat doang gimana sih kondisinya motor tahun 1991. Pergilah ke Tigaraksa. Setelah dibeli, motornya saya bawa sendiri pulang ke Bintaro. 2,5 jam naik motor dari sana sampai ke rumah," kata Tian kepada Kompas.com, Rabu (14/3/2018).
Setelah motor sampai di rumahnya, Tian pun memulai rencananya. Perburuan suku cadang asli Astrea Grand pun dimulai. Tian menyebut sebagian besar suku cadang sudah diganti dengan yang baru. Satu-satunya bagian dari motor yang tidak diganti hanya sasis yang hanya dicat ulang.
Baca juga:Punya Motor Lawas, Baiknya Jangan Ubah Bentuk
Menurut Tian, suku cadang baru yang dibelinya seluruhnya original milik Grand. Suku cadang dibeli lewat situs-situs jual beli online. Tian mengatakan, hampir semua suku cadang yang dibelinya didapat di Indonesia, kecuali lampu depan dan besi pegangan bagian belakang yang dibelinya dari seseorang di Malaysia.
Setelah semua terkumpul, Tian mulai mengganti satu per satu suku cadang yang lama dengan yang baru. Saat proses pengerjaan, Tian dibantu mekanik dari bengkel Kembar Racing Team yang masih berlokasi di seputaran Bintaro.
"Biaya total sekitar Rp 30 juta. Sama ongkos bongkar pasang sekitar Rp 1,5 juta," ujar Tian.
Tian enggan membeberkan siapa orang yang telah berani membayar motornya itu hingga seharga Rp 80 juta. Ia menyebut orang tersebut merupakan teman dekatnya.
"Saya jualnya Rp 75 juta, tapi dibayarnya Rp 80 juta," ujar Tian.
Menurut Tian, tujuannya membungkus jok dan memasang pelat warna putih hanya untuk iseng. Tujuannya agar seolah-olah motor tersebut tampak seperti baru dibeli dari diler Honda.
Baca juga : Solusi Buat Motor yang Sudah Jelek dan Tua
"Lagian pelat putih, kan, tidak ada juga buat motor. Adanya mobil. Itu buat gaya-gayaan supaya terlihat baru keluar dari diler. Padahal, restorasi semua," pungkas Tian.