Alasan Mercy Belum Rakit Lokal GLA 200 AMG Line
- Meski menjadi mobil termurah Mercedes-Benz, ternyata GLA 200 AMG Line masih berstatus kendaraan completely build up (CBU) yang didatangkan dari Eropa Timur. Padahal bila dirakit di Indonesia, bisa menekan harga untuk menstimulus penjualannya.
Saat menanyakan alasan mengapa Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI) sampai saat ini belum memutuskan merakit sendiri GLA, Deputy Marketing Communication MBDI Hari Adifianto, menjelaskan bahwa saat ini sedang daalm adaptasi ke arah CKD.
"Kita lebih ke masa pengenalan saat ini. Karena meski sudah dari 2014, tapi desain SUV kompak ini baru ramai sekarang-sekarang ini, apalagi di negara Eropa yang perkembangan lebih ke kendaraan kompak, irit bahan bakar, dan sudah tidak mengandalkan cc besar," ujar Hari kepada media di Yogyakarta, Kamis (21/9/2018).
Hari melanjutkan, bila tren SUV kompak mulai digemari karena desainnya cocok digunakan bagi kaum urban. Punya tampilan bergaya, dimensi yang tidak terlalu besar, namun kemampuan menjelajahnya sebagai SUV tetap dipertahankan.
Selain itu, GLA 200 juga dianggap sebagai salah satu pelopor SUV premium yang mengusung mesin di bawah 2.000 cc. Seperti diketaui, kubikasi mesin yang ditanam pada GLA hanya 1.600 ccm, tapi berkat adanya turbo soal tenaga tidak kalah dengan cc besar lainnya.
"Jadi kita sekarang mau kasih lihat bila sejak 2014 lalu sampai saat ini GLA 200 sudah banyak improvement, harapannya saat makin dikenal animo bagus kita tidak perlu sampai nunggu lama untuk rakit lokal, kalau kalau kelaman juga nanti kita kehilangan momennya," ucap Hari.