Belum Pernah Menang, Yamaha Kabulkan Ide Rossi
Tim Movistar Yamaha musim ini belum berhasil meraih podium pertama. Bahkan, terakhir kali Yamaha merasakan kemenangan ketika balapan di GP Belanda pada musim lalu.
Kondisi ini kemudian dikritik Valentino Rossi yang menginginkan Yamaha untuk membentuk tim tes rider yang berbasis di Eropa. Ide ini bahkan sudah diungkapkan pebalap Italia tersebut sejak tahun lalu.
Keinginan tersebut akhirnya dikabulkan Yamaha. Managing Director Yamaha Motor Racing Lin Jarvis mengungkapkan, pihaknya akan mulai membentuk tim tes rider yang memiliki basis di Eropa.
"Selama ini Yamaha memiliki Nakasuga di Jepang, dia berusia 37 tahun dan tidak pernah melakukan tes di Eropa," ucap Rossi seperti dikutip Speedweek.com, Minggu (24/7/2018).
Jika dibandingkan denga tim rival seperti Ducati, yang memiliki Michele Pirro dan Honda yang memiliki Stefan Bradl, langkah Yamaha ini memang sedikit terlambat di tengah perebutan gelar 2018.
Yamaha sendiri tengah mempertimbangkan nama-nama seperti Bradley Smith, Jonas Folger, serta Stefan Bradl yang masuk perhitungan jika Honda akan menggunakan Dani Pedrosa sebagai tes rider mereka.
Pembentukan tim tes rider ini akan membutuhkan dana 1-2 juta euro. Para pebalap tes tersebut nantinya hanya akan duduk di atas motor selama 30-35 hari untuk melakukan pengembangan motor balap.
Jarvis menjelaskan, selama ini tes dilakukan di Jepang karena berdekatan dengan pabrik Yamaha. Berbeda dengan kondisi musim balapan yang banyak dilakukan di sirkuit Eropa, hal tersebut tidak dapat sering dilakukan tim seperti Yamaha yang berbasis di Jepang.
"Contohnya Ducati di musim semi 2017. Mereka dengan leluasa melakukan tes di sirkuit-sirkuit Eropa karena terhitung lebih murah. Mereka melakukan tes di Mugello, Barcelona, dan Misano," terang Jarvis.
Saat ini diberlakukan peraturan baru di mana tim seperti Honda, Yamaha, dan Ducati bisa memberikan tiga nama sirkuit untuk melakukan tes. HRC sudah memilih Bradl untuk Jerez, Misan, dan Motegi. Sebelum musim MotoGP dimulai, tim tes tidak boleh melakukan latihan agar mereka tidak melakukan setting motor terlebih dulu.
"Untuk peraturan tes terbaru kami merasa lebih adil. Terutama untuk pabrikan Jepang, tim tes rider di Eropa sangat mahal dan lebih kompleks dibandingkan pabrikan Eropa. Peraturan baru ini dilihat lebih adil terutama Ducati yang harus menahan diri melakukan banyak tes bersama Pirro," ucap Jarvis.