Awas Tertipu, Helm Juga Banyak yang Abal-abal
- Selain suku cadang, ternyata helm yang notabennya sebagai salah satu perangkat wajib keselamatan berkendara sepeda motor juga banyak yang abal-abal. Bahkan peredarannya pun saat ini sudah cukup masif di pasaran.
Maksud dari helm abal-abal sendiri menurut Executive Director RSV Helmet Richard Ryan, bukan mengacu pada pemalsuan terhadap merek tertentu, namun helm yang material Akrilonitril Butadiena Stiren (ABS) yang telah didaur ulang alias recycle.
"Memang cukup banyak saat ini, jadi ABS yang sudah reject lalu didaur ulang lagi. Bahan ABS yang di recycle ini bisa dari mana saja dapatnya, ada yang melebur dari helm-helm bekas atau di campur lagi dengan material plastik lain seperti plastik ember yang dilebur dicampur ke ABS tadi," ucap Richard kepada Kompas.com, di Jakarta, Sabtu (20/4/2019).
Kondisi ini tentu sangat miris, mengingat helm berfungsi sebagai pelindung utama kepala yang cukup vital. Bila dibuat dari material ABS daur ulang, tentu secara kualitas apalagi jaminan untuk melindungi kepala ketika terjadi benturan jadi diragukan.
Richard mengatakan, ada beberapa ciri untuk mengetahui mana helm yang berkualitas dan mana yang terbuat dari ABS recycle. Namun untuk mengenalinya tidak bisa hanya dari visual saja, tapi perlu dicek secara detail.
"Untuk helm ABS yang daur ulang itu bisa diketahui dari masalah elastisitasnya, paling mudah itu dari jenis helm open face (half face), kalau ditekuk antara sisi kanan dan kiri bisa sampai ketemu, ciri kedua dari warna dasar helmnya, ABS yang asli punya warna putih gading sedangkan yang daur ulang biasanya itu abu-abu atau paling sering hitam," ujar Richard.
Untuk cara melihat warna dari ABS, menurut Richard bisa dengan membuka busa dalaman helm. Karena pada umumnya, bagian dalam tidak dilapis lagi dengan cat, tapi langsung warna asli dari material ABS. Ciri lainnya yang bisa jadi patokan adalah masalah bobot dan harga.
Namun demikian Richard menjelaskan bila bukan berarti semua helm yang ringan dibuat dari material ABS daur ulang, karena bisa dibedakan sendiri dari tingkat elastisitasnya.
"Memang ini memang perlu edukasi lagi, masyarakat kita kebanyakan tidak bisa membedakan antara helm ringan yang ringkih dengan helm ringan yang beneran (berkualitas), tapi ini bisa dilihat dari elastisitasnya. Kalau terlalu elastis sudah pasti tidak bagus karena bisa pecah saat benturan. Untuk harga helm abal-abal itu kisarannya biasanya Rp 150.000 ke bawah," kata Richard.