Gesits Mau Serap Baterai Pertamina-UNS

Menteri ESDM Ignasius Jonan mencoba motor listrik Gesits (Garasindo Electric Scooter ITS) di halaman Kementerian ESDM, Jakarta, Kamis (19/10). Jonan yakin Motor Gesits yang yang sepenuhnya dibuat oleh mahasiswa ITS Surabaya dan didukung oleh Garasindo itu akan bisa bersaing dengan motor konvensional karena hemat energi dan ramah lingkungan. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww/17.

PT Gesits Technology Indo (GTI) mau membuktikan diri sebagai perusahaan otomotif nasional pertama yang mampu bersaing dengan muatan lokal maksimal. Lewat skutik listrik Gesits, agen pemegang merek ini mau membuktikan kalau Indonesia bisa punya merek otomotif lokal berkualitas.

Kita pasti bisa. Tentu dengan pasokan baterai dari Pertamina dan UNS akan memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain utama kendaraan listrik dunia, kata Harun Sjech, Presiden Direktur GTI kepada Kompas.com, Selasa (31/7/2018).

Harun mengatakan, pihak GTI sudah bertemu dengan Pertamina untuk menjajaki kemungkinan mendapatkan pasokan baterai untuk Gesits ketika masuk tahap produksi massal. Target produksi Gesits sendiri akan dilakukan akhir 2018, dengan rencana peluncuran model produksi perdana, bulan ini (Agustus 2018).

Jika benar Gesits bakal menggunakan pasokan baterai dari Pertamina, otomatis jaringan pemasaran skutik listrik itu bakal lebih jamak menyentuh seluruh wilayah Indonesia. Lewat Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) jaringan milik Pertamina, seluruh konsumen Gesits bakal bisa melakukan swap baterai di mana pun.

Paling utama bagi Gesits adalah konsumen, kita berusaha agar (konsumen) lebih mudah menjangkau jaringan penunjang. Salah satunya, jaringan pemasaran baterai, kata Harun.

Sebelumnya, Senior Vice President Research & Technology Center Pertamina Herutama Trikoranto, mengatakan, kerjasama Pertamina dan UNS telah berhasil menciptakan sel baterai lithium ion pertama buatan Indonesia.

Sel baterai ini kemudian akan dikembangkan jadi baterai kemasan (battery pack), masing-masing berkapasitas 3 kWH, untuk motor listrik berkekuatan 5 Kw. Hitungan ini setara dengan tenaga sepeda motor bermesin konvensional dengan kapasitas 125-150cc.

Indonesia ini sudah dinyatakan punya kandungan nickel dan kobalt, tapi belum ada yang menambang. Bayangkan kalau sudah ada yang produksi bahan baku, Indonesia bakal jadi salah satu negara produsen baterai yang tidak dimiliki negara penguasa otomotif global, seperti Jepang dan Amerika Serikat, ucap Harun.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel