Begini Ciri Keselamatan Berkendara di Negara Berkembang

Pengendara sepeda motor nekat melawan arah saat berlangsung razia di jalan layang non tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang, Jakarta, Selasa (25/7/2017). Pengendara motor masih nekat memasuki dan melintasi JLNT tersebut baik dari arah Tanah Abang maupun Kampung Melayu. KOMPAS IMAGES/KRISTIANTO PURNOMO

Indonesia sebagai salah satu negara berkembang memiliki ciri yang sama soal keselamatan jalan raya. Menurut Jusri Pulubuhu, Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC), cirinya adalah tingkat kesadaran yang rendah.

Satu ciri khas dari negara berkembang adalah kesadaran tentang keselamatan jalan sangat rendah, karena orientasi mereka adalah hasil bukan proses, kata Jusri, saat berbincang dengan KompasOtomotif, Kamis (22/2/2018).

Secara keseluruhan, negara-negara di Asia tertinggal soal itu dibanding negara di benua Eropa dan Amerika Serikat. Anggapan itu dikemukakan Jusri meskipun dikatakan ada negara maju di Asia seperti Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan.

Negara-negara di Asia orientasi keselamatan jalan masih terbatas di lingkungan kerja, misalnya pabrik yang tertutup dan terkontrol. Padahal di luar dengan ada berbagai macam kondisi dan itu tidak bisa dikontrol. Asia belum melihat ke sana, ucap Jusri.

Sepeda motor bonceng dua orang, lawan arus, naik trotoar, serta mobil melintas di bahu jalan tol atau pedagang tahu bulat, merupakan wujud kesadaran yang rendah atas keselamatan jalan.

Baca:Legalitas Berdagang Tahu Bulat di Pikap Dipertanyakan

Kita masih jauh, prilaku eksterm seperti itu dan akan lebih banyak lagi muncul yang berbahaya di lingkungan, kata Jusri.

Kesadaran keselamatan jalan bukan hanya tugas pelaku lalu lintas tetapi semua yang terlibat. Mulai dari masyarakat sampai regulator.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel