Angka Kecelakaan Mudik 2019 Diklaim Turun 75 Persen
- Menteri Perhubungan ( Menhub) Budi Karya Sumadi, mengapresiasi pencapaian para pihak yang berpartisipasi dalam penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2019. Menurut Budi, baik saat musim mudik dan balik kali ini berjalan cukup baik dengan indikasi turunnya angka kecelakaan lalu lintas yang cukup signifikan.
"Saya secara pribadi serta atas nama Kementerian Perhubungan ( Kemenhub) menyampaikan terima kasih kepada para stakeholder. Satu hal yang paling penting adalah suatu analisis terhadap safety dengan penurunan yang signifikan berkaitan dengan kecelakaan yang hingga lebih dari 70 persen. Tapi kita ingin lebih dari ini ke depannya," ujar Budi dalam keterangan resminya, Sabtu (15/6/2019).
Budi menjelaskan bila dari dari data yang disampaikan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan per Jumat (14/6/2019), angka kecelakaan yang terjadi di tahun 2019 turun sebesar 75 persen. Sebelumnya pada 2018 lalu terjadi 2.234 insiden, sementara sekarang kecelakaan menjadi 563 kejadian.
Tidak hanya itu, Budi juga menyampaikan terjadi penurunan penggunaan kendaraan sepeda motor pada musim Lebaran tahun ini. Bila pada tahun lalu sekitar 1.580.016 motor, pada 2019 ini turun 12,75 persen menjadi 1.378.574 pemotor.
"Ini suatu hasil yang baik dari imbauan-imbauan yang sudah kita lakukan sebelumnya," kata Budi.
Dari hasil kajian terkait pelaksanaan tahun ini, Budi mendapatkan beberapa kajian untuk perbaikan di tahun depan. Beberapa diantaranya adalah untuk lebih mengintensifkan angkutan massal baik moda darat, laut, udara dan kereta api guna mengurangi penggunaan kendaraan pribadi. Kemudian pengaturan waktu cuti yang sama panjang pada saat arus mudik dan arus balik, serta pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) yang lebih awal.
"Kita memang masih banyak tugas dan harus kita koordinasikan dengan baik. Kita harus mengatur waktu cuti yang sama panjangnya antara arus mudik dan arus balik. Kita harus mengusulkan pemberian THR lebih awal dan kita juga memberikan usulan-usulan kepada stakeholder yang lain agar kebijakan menjadi lebih baik," ujar Budi.
"Intinya nanti, ada kecenderungan penggunaan angkutan individu yang lebih masif. Oleh karenanya, menjadi relevan apabila kita mengintensifkan angkutan massal baik itu angkutan darat, laut, udara dan kereta api, kata Budi.