Ganjil Genap Diperpanjang, Transportasi Massal Harus Dibenahi

Plang kawasan ganjil-genap terpasang di underpass UKI, Senin (9/7/2018)

- Perpanjangan kebijakan ganjil genap usai Asian Games 2018 telah diputuskan. Ini dilakukan setelah melihat hasil kebijakan yang cukup positif selama pemberlakuan di beberapa ruas jalan di Jakarta.

Pakar infrastruktur dan juga pengamat isu transportasi dari Universitas Indonesia, Mohamed Ali Berawi mengingatkan, meski hasilnya positif pemerintah sebagai pemangku kebijakan tidak lupa untuk mempersiapkan rencana besar dalam sistem transportasi massal.

"Respon pemerintah terhadap sambutan positif kebijakan ganjil genap diharapkan dapat mendorong beragam rencana transportasi massal. Pertama menambah jumlah armada transportasi umum untuk memperbanyak intensitas serta prioritas pengerjaan MRT dan LRT," ucap Ali saat dihubungi, Selasa (4/9/218).

Ali mengingatkan kebijakan pemerintah untuk dapat memindahkan masyarakat dari yang gemar menggunakan kendaraan pribadi ke transportasi massal. Selama ini masalah konektifitas antar moda jadi penghalang masyarakat untuk berpindah menggunakan angkutan umum.

"Misal dari Jakarta Selatan mau ke Kemayoran, naik TransJakarta berapa kali berpindah. Dua kali mungkin masih oke, kalau empat kali naik turun dilanjut ojek, jelas kurang diminati masyarakat," ucap Ali.

Tahap selanjutnya adalah penyelesaian LRT dan MRT yang akan membantu mobilitas warga. Bila kemudahan warga dalam bepergian disediakan, Ali yakin ini dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi dan beralih ke transportasi massal.

"Ada aksesibilitas, kemudian layanannya dibangun, dipelihara, makin bagus, hingga memaksa masyarakat dengan gaya hidup sehat. Saat ini waktunya regulator untuk mengiklankan kemudahan penggunaan transportasi umumnya setelah hasil ganjil genap yang cukup positif," ucap Ali.

Promo yang dapat dilakukan penyedia jasa transportasi, terutama BUMN misalkan memberikan diskon atau promo untuk moda transport bandara atau Transjakarta yang populer digunakan warga. Menurut Ali ini merupakan kemudahan yang diperoleh penyedia jasa angkutan untuk memperkenalkan layanan transportasi mereka.

Selain itu, pemerintah juga dapat menggunakan pengembangan kawasan mix-use Transit oriented development (TOD). Ini dapat digunakan untuk mengurai kemacetan dengan menyediakan transportasi umum hingga ke pusat keramaian seperti perumahan, perkantoran, pusat perbelanjaan sehingga dapat terhubung baik.

"Jadi jika kebijakan ganjil genap diperpanjang cukup baik. Kita harus ingat pertumbuhan jalan tidak sebanding dengan pertumbuhan kendaraan bermotor, jadi memang pembatasan akses kendaraan pribadi dan pengalihan ke angkutan umum harus dilakukan," ucap Ali.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel