Efek Dollar AS dan Pajak, Harga Mobil Ini Tembus Rp 175 Miliar
- Dua faktor yang menjadikan harga mobil berkubikasi mesin di atas 3.000 cc melambung tinggi. Pertama karena kenaikan pajak, dan kedua menguatnya nilai tukar mata uang dollar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah.
Paling signifikan, dirasakan oleh Prestige Image Motorcars sebagai importir umum yang menjual mobil-mobil impor seperti Ferrari, Lamborghini, hingga Bugatti.
Sekarang ini status mobil termahal yang dijual Prestige, yaitu Bugatti Veyron. Hypercar tersebut dibanderol Rp 90 miliar dengan status off the road alias belum termasuk pajak.
Belum laku sampai sekarang, kalau bisa terjual yaitu harganya Rp 90 miliar, ditambah 11 persen pajak lagi kalau dihitung menjadi harga on the road, ucap Rudy Salim, Presiden Direktur Prestige Image Motorcars di Canggu, Bali akhir pekan lalu.
Beli 1 Unit Bugatti Chiron, Bisa Dapat 450 Unit Xpander
Selain Veyron ada Chiron, lanjut Rudy, apabila Chiron dijual di Indonesia maka harga sekarang bisa tembus sekitar Rp 175 miliar, harga tersebut belum termasuk BBN sekitar 11 persen lagi.
Jadi kenaikan dollar AS itu sangat mempengaruhi harga mobil ini. Belum lagi ditambah bayar pajak tahunan sekitar 2 persen dari harga mobil itu sendiri, kata Rudy.
Oleh sebab itu, Rudy berharap hypercar tersebut ada yang membeli. Sejak beberapa bulan lalu diluncurkan di Tanah Air, sampai sekarang belum ada yang membeli.