Aki Basah Versi Aki Kering, Mana yang Lebih Baik?
Aki pada kendaraan bermotor, baik sepeda motor maupun mobil, dapat digolongkan atas dua jenis. Di tengah masyarakat, penyebutan untuk kedua jenis aki biasanya menggunakan aki basah dan aki kering.
Pada dasarnya, semua jenis aki (kering dan basah) tetap menggunakan cairan elektroda (biasa disebut air aki). Namun, pada jenis aki kering, cairannya lebih padat dan berbentuk gel. Aki basah biasanya membutuhkan perawatan rutin. Berbeda dengan aki kering yang sifatnya bebas perawatan atau maintenance free (MF).
Harga aki kering biasanya relatif lebih mahal dibanding aki basah. Sebagai contoh, salah satu jenis aki kering merek GS Battery untuk mobil tipe seperti Toyota Avanza dibandrol dengan harga Rp 927.000. Di sisi lain, aki basah dengan merek dan untuk mobil tipe yang sama dijual dengan harga Rp Rp 799.000.
Baca juga: Aki Kering atau Basah, Pilih Mana?
Aki mana yang lebih baik sebenarnya tergantung selera pemilik mobil. Kepala Mekanik bengkel Shop And Drive Jalan Margonda Dede Darusman menyebut tipe pemilik mobil yang hobi merawat kendaraan cenderung memilih aki basah.
"Aki basah lebih awet. Dengan catatan volume airnya selalu dijaga. Biasanya harus rutin dicek setiap dua bulan. Kalau untuk kendaraan operasional seperti taksi online, sebaiknya lebih cepat, misalnya setiap satu bulan," kata Dede saat ditemui Kompas.com, Jumat (8/3/2018).
Baca juga:Salah Kaprah soal Aki Kering dan Basah
Sementara pemilik mobil yang cenderung tidak sempat merawat kendaraan, misalnya karena sibuk kerja, sebaiknya menggunakan aki kering karena aki ini tidak perlu perawaran rutin.
"Namun, aki kering rata-rata kalau sudah 1,5 tahun atau 2 tahun harus diganti dengan yang baru. Maksimal usia pakainya segitu," ucap Dede.