Berharap Pembatasan Impor Bisa Genjot Produksi dan Ekspor Mobil
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menekankan, pembatasan impor ini sebagai sinyal untuk memaksimalkan produksi kendaraan di dalam negeri. Saat ini yang jadi fokus pengendalian adala mobil di atas 3.000cc dan motor di atas 500cc (moge).
Berdasarkan keterangannya, untuk menjaga fundamental ekonomi Indonesia, pengendalian impor mobil mewah akan efektif pada bulan ini. Kendaraan yang akan terkena dampak langsung adalah mobil yang memiliki kapasitas di atas 3000 cc dan yang dikategorikan sebagai supercar.
Tapi kalau yang sudah on the way, ya dilanjutkan saja. Kategorinya dari sisi harga sudah tinggi dan kita sudah punya kriteria sesuai PPnBM. Misalnya kategori supercar. Kan tidak ada supercar yang tidak mewah, ujar Airlangga, Kamis (6/9/2018).
Sebelumnya Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan tegas, pada kondisi sekarang ini komoditas barang seperti itu bisa dikatakan tidak penting untuk negara saat ini.
Dari sisi jumlah sebenarnya kuota impor mobil mewah selama ini termasuk kecil untuk Indonesia. Namun dengan pelarangan impor mobil mewah ini, pemerintah ingin menunjukan komitmennya pada produksi mobil dalam negeri.
Memang dari segi jumlahnya tidak besar, tetapi melalui kebijakan ini menjadi signal bahwa kita prioritaskan pada produksi nasional yang ikut menggerakan ekonomi kita, tutur Airlangga.
Harapannya, pengendalian impor ini termasuk kendaraan bermotor mewah, membuat industri otomotif dalam negeri dapat meningkatkan kapasitas ekspornya, untuk mendatangkan devisa bagi negara.
Jadi kita berharap sekarang industri bisa melihat kesempatan ini untuk mengganti produk impor, karena sekarang barang itu jadi lebih mahal menjadi 15 persen sampai 20 persen. Ini pemihakan pada industri dalam negeri, ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani, Rabu (5/9/2018).
Selain pemenuhan pasar domestik, Airlangga juga mendorong merek yang punya pabrik di dalam negeri khususnya otomotif, buat menggenjot performa ekspor.
Airlangga menyontohkan komitmen investasi Toyota Indonesia selama 2-3 tahun belakangan yang mencapai Rp 20 triliun. Kemudian, mereka menargetkan total ekspor mobil CBU untuk tahun ini sebanyak 217.000 unit atau senilai lebih dari 3 juta dollar Amerika.
Pertengahan bulan ini juga akan ada ekspor dari Suzuki, sehingga ekspor secara keseluruhan di tahun ini akan menembus hingga 250 ribu unit, ungkapnya. Lewat peningkatan ekspor ini dinilai dapat memperbaiki struktural ekonomi Indonesia, yakni defisit transaksi berjalan.