Efek Tahan Harga, Bikin Harga Mobil Bekas Turun
- Kemunculan Avanza-Xenia baru pada awal 2019 ternyata tak memberikan efek bagi penjualan unit bekasnya. Hingga saat ini, rata-rata penjualan unit LMPV seken masih tetap kurang bergairah seperti tahun lalu.
Kondisi ini diutarakan oleh Senior Marketing Manager WTC Mangga Dua Herjanto Kosasih. Menurut Herjanto, hingga mendekati akhir Maret 2019, penjualan MPV sejuta umat terbilang masih sepi peminat, salah satu faktor besarnya karena efek dari tahan harga.
"Avanza-Xenia meluncur dia tahan harga pakai model lawas, enggak berubah, sama seperti Mobilio juga begitu. Kondisi ini bikin konsumen mikir, lebih baik ambil model baru karena harga lama, apalagi kalau pembeliannya kredit. Pedagang putar otak, ujung-ujungnya nurunin harga sekitar Rp 5 juta - Rp 8 juta, tergantung kondisi mobil," ucap Herjanto beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui, Toyota, Daihatsu, dan Honda meluncurkan versi pembaruan pada unitnya tanpa menaikkan harga jual. Dengan beragam fitur baru yang disematkan, konsumen bisa mendapatkan Avanza, Xenia, dan Mobilio lasiran 2019 dengan harga yang sama dengan produksi 2018.
Namun, meski sudah mengalami penurunan, menurut Herjanto memang pasar LMPV masih belum bergairah. Pasalnya, sejak awal tahun penjualan mobil bekas masih didominiasi jenis citycar dan hatchback.
"Mobilio RS 2018 itu turun, harganya sekarang sekitar Rp 190 jutaan dari biasanya di Rp 200 jutaan, Veloz juga di sekitaran itu, tapi lebih murah Rp 6-8 juta karena belum CVT. Untuk saat ini LMPV itu memang belum kelihatan, masih mobil kecil, tapi mungkin Mei mulai naik karena mau Lebaran," ucap Herjanto.
Presiden Direktur Mobil88 Halomoan Fischer Lumbantoruan, juga mengungkapkan hal senada. Namun Fischer beranggapan turunnya LMPV dikarenakan unit penjualan barunya juga tidak begitu agresif di awal tahun.
"Memang turun penjualannya, tapi belum signifikan. Kalau mobil seken itu tergantung gimana mobil barunya, kalau mobil baru banyak yang beli, otomatis bikin perputaran juga di pasar mobil bekas, kalau tidak yang tidak bergerak pasarnya. Untuk Lebaran, harusnya dari April nanti sudah terlihat, karena kalau Mei itu terlalu mepet kan waktunya," ucap Fischer.