Cara Benar Mengendarai Motor Listrik Menurut Instruktur Keselamatan
-Industri otomotif sudah mulai merambah dunia elektrifikasi, salah satunya lewat produk sepeda motor listrik. Meskipun teknologi ini bukan barang baru di Indonesia, tetapi kehadirannya relatif masih minim dan belum banyak diketahui banyak orang.
Era motor listrik secara perlahan tapi pasti mulai masuk ke Indonesia. Salah satu faktanya, adalah Honda yang memperkenalkan PCX Electric, akhir Januari 2019.
Sepeda motor listrik punya karakter berbeda dengan jenis konvensional. Salah satu yang paling utama, biasanya motor listrik tidak mengeluarkan suara karena tidak punya knalpot yang mengandalkan mesin pembakaran dalam (internal combustion engine/ICE).
Dengan karakter yang berbeda ini, maka cara mengendarai motor listrik juga harus ada penyesuaian.
"Tipsnya sederhana, berkendaralah dengan santai. Buka gas secara perlahan. Kita tidak tahu besaran tenaga yang dihasilkan, karena otak atau tangan bergerak tanpa sumber informasi," ucap Hendrik Ferianto, Instruktur Safety Riding Astra Honda Motor ( AHM), saat dihubungi Kompas.com, Selasa (16/4/2019).
Menurut Erik, begitu ia akrab disapa, tanpa informasi suara mesin atau knalpot, maka level kewaspadaan mengendarai sepeda motor listrik harus lebih tinggi. Biasanya, penendara itu mengandalkan visual, kinestetik, dan auditori sebagai dasar pengambil keputusan ketika sedang berkendara, apakah itu momen membuka gas, mengerem, berbelok, dan lain sebagainya.
"Saat mengendarai motor listrik, pendekatan auditori ini yang hilang. Karena motor listrik tidak mengeluarkan suara," ujarnya.
Erik menambahkan, agar pengendara di jalan umum mengetahui keberadaan kita yang tengah mengendarai motor listrik, sebaiknya membunyikan klakson. Ini dilakukan untuk memberikan informasi kepada pengguna jalan lain.
"Tidak semua pengendara selalu melihat spion. Apalagi jika tidak ada suaranya, orang lain akan sulit mendeteksi kehadiran kita," kata Erik.
Menurut Erik, jika konsumen ingin membeli motor listrik, yang harus diubah pertama kali adalah cara berkendara dan pola berpikirnya.